Hari penentuan akhirnya telah tiba. Total 12 match telah berlangsung selama dua hari kemarin dan kini menyisakan 6 match tersisa untuk menyaksikan siapakah 1 tim terbaik di SEA dari total 16 tim yang bertanding. Selain akan dinobatkan sebagai juara PMSL SEA Spring 2025, sang pemenang dari season Spring kali ini juga akan mewakili SEA di kancah global, tepatnya pada ajang PMGO 2025 yang akan digelar di negara Uzbekistan pada bulan April mendatang.
D’Xavier yang sudah memimpin puncak klasemen sejak hari pertama babak Grand Final mendapatkan beberapa ancaman dari tim-tim pesaing mereka seperti CDAL dan Vampire Esports yang terus mengejar perolehan poin dari D’Xavier. D’Xavier memulai beberapa match awal dengan cukup berhati-hati. Poin kurang maksimal pun harus mereka rasakan ketika gameplay mereka tidak berjalan dengan cukup baik. Vampire Esports yang berada di peringkat #2 perlahan juga terlihat seperti sedang terkena pressure yang sangat besar. Akhirnya momen tersebut berhasil dimanfaatkan oleh kandidat lainnya yaitu CDAL.
CelcomDigi Alliance berhasil membabat habis D’Xavier di game kedua Erangel dan tentunya sontak membuat mental mereka langsung terangkat. Tidak perlu berlama-lama, CDAL berhasil meraih WWCD pada match tersebut dan dengan sorakan penuh support dari para pendukung mereka, CDAL berhasil naik ke #2 klasemen dan kinii bersiap untuk menyuaul perolehan poin dari D’Xavier yang berada di puncak. Di match selanjutnya, D’Xavier nampaknya mulai menunjukkan mentalitas juara mereka. Circle yang membanting ke arah School Apartment membuat banyak tim saling berebut tempat dan akhirnya menyebabkan fight tidak dapat dihindarkan. Namun D’Xavier yang memilih untuk menghuni Apartment tertinggi di School berhasil melakukan defensif yang sangat baik. Tidak ada tim yang berani untuk menabrak posisi mereka dan alhasil D’Xavier berhasil bertahan hingga #3 pada match tersebut/
Memasuki match keempat Erangel, sepertinya perebutan untuk meraih gelar juara hanya menyisakan pertarungan antara D’Xavier dan CDAL saja. Vampire Esports yang tamil underperform di 3 match awal nampaknya sudah harus mengubur impiannya untuk bisa meraih gelar “back-to-back” PMSL SEA. D’Xavier dan CDAL sama-sama masih bisa survive setidaknya hingga circle keempat mulai muncul. Namun kelebihan dari D’Xavier adalah mereka mampu untuk melakukan rotasi di saat yang tepat, dan sekali lagi tempat yang mereka pilih selalu masuk ke dalam circle hingga late game. Sementara CDAL harus tumbang di tangan TEM Entertainment saat sedang memperebutkan pinggiran circle. D’Xavier sekali lagi berhasil memperlebar jarak mereka dari pasukan Malaysia tersebut.
Skenario yang sama sepertinya kembali terulang pada match kelima Miramar. D’Xavier sekali lagi berhasil untuk menusuk ke center circle di saat tidak ada tim musuh yang memperhatikan gerakan mereka. Di satu sisi, CDAL nampak cukup nyaman karena terus mendapatkan tempat dari shifting circle. D’Xavier yang menjaga compound di center circle harus menerima resikonya saat kedatangan 3 tim lawan di waktu yang hampir bersamaan. D’Xavier yang cukup kewalahan akhirnya tidak mampu untuk memenangkan fight tersebut dan harus puas untuk pulang lebih awal dari CDAL. Melihat kondisi dari D’Xavier yang sudah dipulangkan ke arah lobby, CDAL seharusnya lebih termotivasi lagi untuk bisa mengejar ketertinggalan poin mereka. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Decision making yang terlalu lama membuat mereka kehilngan tempat di dalam circle dan mau tidak mau harus melakukan fight dengan tim OsjaTH yang sudah lebih dulu mengamankan tempat tersebut. Walaupun pada akhirnya berhasil memenangkan fight tersebut, namun CDAL yang kondisinya menyisakan 1 player aktif saja tidak dapat bertahan lebih lama lagi.
Enam Belas poin menjadi angka pembatas antara D’Xavier dan CDAL sebelum match terakhir berlangsung. Tentunya di dalam PUBG Mobile apapun masih sangat mungkin untuk terjadi. Kedua tim hanya perlu menatap ke depan dan menyelesaikan match terakhir dengan semaksimal mungkin. D’Xavier dan CDAL sama-sama sempat kesulitan untuk mendapatkan tempat di dalam circle. Namun D’Xavier berhasil untuk bermanuver dan mendapatkan tempat yang walaupun kurang nyaman, setidaknya bisa untuk mereka tempati. Sementara itu, CDAL yang sepertinya sudah “kena mental” akibat pressure untuk mengejar ketertinggalan mereka, memutuskan untuk melakukan fight dengan tim VOIN Donkey ID. Pertarungan tersebut pun berlangsung begitu cepat. Kemenangan berhasil diraih oleh VOIN Donkey ID dan membuat CDAL secara resmi harus mengubur impiannya untuk bisa menjuarai PMSL SEA Spring 2025. D’Xavier yang menyadari elimination feed dari CDAL yang sudah pulang ke arah lobby sontak melakukan selebrasi keci;-kecilan dan tentunya apapun hasil yang mereka raih di match tersebut sudah tidak berarti lagi karena perolehan poin mereka sudah aman. D’Xavier akhirnya dinobatkan sebagai juara dari PMSL SEA Spring 2025 dengan mengantongi total 171 poin, disusul oleh Bigetron Esports di #2 dengan 158 poin dan CDAL di #3 dengan 153 poin.